JAKARTA,iDoPress - Tak seperti anak sekolah dasar (SD) lain yang lebih tertarik dengan mainan,Fermul (27) justru tertarik dengan dunia grafiti sejak duduk di kelas VI.
"Jadi tuh awalnya dulu sekitar tahun 2008,itu zaman SD (udah mulai tertarik sama grafiti)," kata Fermul saat diwawancarai oleh Kompas.com,Selasa (18/6/2024).
Baca juga: Kisah Dian,Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak
Fermul mulai jatuh hati dengan grafiti karena sering melihat seni lukis itu setiap kali pergi pulangdari rumah nenek di belakang ITC Fatmawati,Blok M,Jakarta Selatan.
Saat itu,ketika hendak ke rumah sang nenek,Fermul selalu menaiki angkot atau bus.
Sepanjang perjalanan menuju ke rumah nenek,Fermul selalu dibuat salah fokus dengan tembok-tembok di jalan yang dicoret-coret dengan perpaduan warna.
"Kok,kayaknya seru melihat tembok dicoret-coret begitu karena saat itu banyak main warna,saya sebagai orang awam melihat ikutan mood," ujar Fermul.
Berkali-kali melihat,berkali-kali itu juga Fermul mulai jatuh hati dengan grafiti. Sampai akhirnya,ia mencoba memfoto gambar-gambar grafiti yang sering ia lihat di jalan.
Kemudian,saat pulang ke rumah,Fermul mencoba menirukan gambar-gambar tersebut di buku tulis. Saat itu,Fermul belum mengetahui,coretan yang membuat matanya tertarik itu disebut sebagai seni grafiti.
Baca juga: Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...
Coba gambar di tembok
Usai mencoba gambar di buku tulis,sebagai seorang anak SD yang memiliki rasa penasaran tinggi,Fermul mulai mencoba membeli spray paint untuk menggambar di tembok.
Saat dijalani,ternyata Fermul merasa kegiatan itu sangat asik.
"Akhirnya,saya mencoba terus jalan (gambar) dan itu kan masuknya masih ke vandalisme karena itu coretan anak SD yang emang merusak (tembok)," ujar Fermul.
Seiring berjalannya waktu,tepat di tahun 2012 ketika Fermul duduk di kelas tiga SMP,kala itu perkembangan internet mulai pesat.
Ia baru mengetahui bahwa gambar yang selama ini ia buat adalah grafiti.
Pria berkumis ini mengetahui hal itu dari Facebook. Ia menemukan banyak forum yang anggotanya adalah anak-anak pembuat grafiti.
Saat mendalami dunia grafiti,Fermul pun membuat nama julukan.